Minggu, 28 November 2010

Manajement Proyek dan Resiko

Pendahuluan

Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman).

Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, ‘tools and techniques’ pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi.

Menurut definisi diatas,risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal,tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

Risiko dapat muncul pada pelayanan,kinerja,dan reputasi dari institusi yang bersangkutan.Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor kejadian alam,operasional,manusia,politik,teknogi,keuangan,hukum dan manajemen dari organisasi.

Munculnya Resiko itu terjadi dari faktor yang merugikan dan dapat berasal dari risiko lainnya, serta disebabkan oleh berbagai faktor. Resiko diyakini tidak dapat dihindari tetapi Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko inilah yang diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah.

· Pengurangan manajemen risiko:

Menghindari risiko:

- Bagaimana mengurangi tumover staf

- Menentukan standar dokumentasi dan mekanismenya

- Melakukan kajian terhadap semua pekerjaan sehingga lebih dari 1 orang yang terbiasa dengan pekerjaan tersebut

- Menentukan backup staf dll.

Contoh Manajemen Proyek dan Resiko

Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi.

Contoh manajemen resiko diantaranya adalah :

1. Manajement Resiko Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Mybiz 2 di Software House ABC

Software House ABC merupakan sebuah perusahaan pembuatan perangkat lunak yang memprioritaskan dirinya dalam pengembangan perangkat lunak produksi masal untuk keperluan perusahaan dagang, khususnya dalam hal inventory dan payroll. Salah satu proyek perangkat lunak yang sedang dikembangkan saat ini adalah MyBiz 2. Dalam proses pengembangannya, seringkali Software House ABC harus menghadapi resiko atau masalah yang sifatnya tidak terduga. Resiko yang muncul akan menghambat jalannya proses pengembangan perangkat lunak. Metode yang digunakan untuk mengatasinya selama ini bersifat reaktif atau hanya akan direncanakan jika resiko sudah benar-benar terjadi. Karenanya Software House ABC membutuhkan sebuah metode manajemen resiko khususnya untuk proyek MyBiz 2 ini. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak yang ada dan dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap perencanaan manajemen resiko, tahap identifikasi resiko, tahap analisa resiko, tahap perencanaan respon resiko, dan tahap pengawasan dan kontrol resiko. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan manajemen resiko sesuai dengan metodologi yang ada pada proyek MyBiz 2. Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah dokumentasi penerapan manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak MyBiz 2 di Software House ABC.

2.dentifikasi Dan Mitigasi Resiko Berkaitan dengan Total Productive Maintenance (TPM) dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Resiko

PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai perusahaan multinasional dengan kapasitas produksi yang tinggi pertahunnya, menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia baik dalam hal produksi, maintenance, maupun kualitas. Akan tetapi nampaknya penerapan itu belum dapat memaksimalkan efektivitas peralatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko yang berkaitan dengan penerapan TPM dengan efektivitas peralatan sebagai titik utamanya. Penyebab nilai efektivitas peralatan ini akan dilihat melalui indikator kinerja (KPI) pada pilar-pilar yang diterapkan untuk mendukung penerapan TPM. Selain itu cause effect diagram juga digunakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi resiko dan segala penyebabnya. Setelah semua resiko teridentifikasi, akan dilakukan analisis, evaluasi, serta langkah mitigasi pada resiko tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas resiko yang perlu diwaspadai oleh perusahaan beserta langkah mitigasi yang diperlukan untuk menangani resiko tersebut. Adapun mitigasi yang dihasilkan disini adalah control, menghindari, atau mentransfer resiko tersebut.

Pengurangan, Monitoring & manajemen Risiko :

Menghindari risiko

Bagaimana mengurangi turnover staf

Menentukan standart dokumentasi & mekanismenya

Melakukan kajian terhadap semua pekerjaan sehingga lebih dari 1 orang yang terbiasa dgn pekerjaan tersebut.

Menentukan backup staf, dll

Monitoring risiko

Memonitor factor-faktor yang dapat memberikan indikasi terhadap suatu risiko : hub. Interpersonal diantara tim, sikap umum tim terhadap tekanan proyek, dll

Manajemen risiko

Jika usaha pencegahan sudah diupayakan ( backup ada, informasi terdokumentasi & pengetahuan telah disebarkan ke seluruh Tim) & ternyata gagal, maka diperlukan :

Untuk anggota tim yang akan pergi untuk mentransfer pengetahuan pada anggota tim pengganti

Daftar pustaka :

http://wawanoutsider.wordpress.com/feed/

http://www.bumbleboy.co.cc/feeds/posts/default

http://www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar