Minggu, 28 November 2010

Defenisi bencana alam dan antisipasinya

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka[1]. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

Jenis jenis bencana alam

1.Bencana alam di darat.

-Longsor salju

-Pemanasan Global

-Gempa bumi

-Gunung meletus

--Kebakaran liar

2.Bencana alam di Air

-Banjir

-Tsunami

3.Bencana alam terkait cuaca

-Badai salju

-Hujan es

-Siklon tropis

-Tornado

-Kemarau

-Gelombang panas

4.Bencana alam terkait kesehatan

-Epidemik

-Kelaparan

5.Bencana alam di ruang agkasa

-Ledakan sinar Gamma

-Tabrakan

-Semburan matahari

-Supernova

-Hypernova

Antisipasi bencana alam

Bayangkan gejala alam yang terjadi belakangan ini. Di salah satu bagian daerah di wilayah kita, terjadi kekeringan. Sementara pada wilayah lain, terjadi banjir yang sangat luar biasa. Pada saat yang bersamaan longsor dan semburan air menjadi penyebab dari berbagai persoalan yang pada saat bersamaan harus dihadapi oleh masyarakat. Tenggelamnya kapal serta gangguan yang terjadi di laut kini makin kerap kita temukan. Di darat, tanah amblas sehingga menyebabkan putusnya jalur transportasi. Bahkan beberapa bandara juga tertutup karena dilanda banjir. Bukan hanya itu, tiba-tiba, kita juga bisa merasakan gempa yang semakin kerap mengguncang.
Inilah yang terjadi dalam sebulan terakhir dan kini semakin mudah dan sering terjadi di wilayah kita. Sayangnya, pemerintah tak juga memberikan �pendidikan� lingkungan kepada seluruh masyarakat dalam meresponi anomali cuaca ini.
Mengapa semuanya bisa terjadi? Salah satunya adalah karena memang ada gangguan iklim yang terjadi secara global. Badai yang terjadi sedang melewati Indonesia dan kini akan terus menerus mengganggu seluruh wilayah Indonesia tanpa kecuali. Pada saat yang bersamaan dua sisi ekstrim cuaca bisa terjadi hanya dalam waktu bersamaan. Hal ini kerap disebut sebagai perubahan iklim global.
Memang para pakar menyatakan bahwa telah terjadi berbagai masalah pada iklim sejak semakin menipisnya ozon dan meningkatnya permukaan laut akibat dari mencairnya es. Perubahan dalam satu titik saja, bisa melepaskan gas karbon ke seluruh dunia dan menjadi pemicu dari perubahan iklim.
Namun hal itu tidak berdiri sendiri. Kejadian ekstrim dan gangguan alam ini juga tidak bisa dilepaskan dari semakin rusaknya lingkungan kita. Kerap kita ketahui bagaimana kerusakan hutan kita sudah semakin mengkuatirkan saja. Setiap hari ada saja hutan dibabat. Kebakaran hutan makin sering hingga merusak pandangan mata dan kesehatan, bahkan menganggu hingga ke negara tetangga. Setiap hari ada saja kayu yang dicuri ditemukan akan tetapi tidak setiap hari pelakunya dimasukkan ke dalam penjara. Yang kita lihat malah mereka yang melakukan kejahatan lingkungan justru dibebaskan. Bahkan ada yang melenggang kangkung kabur ke luar negeri.
Apa yang menjadi akibat dari semuanya ini? Jelas ada kerugian yang tidak ternilai dari kematian, kerusakan dan penderitaan yang harus dialami oleh kita semua. Kita berhadapan dengan fakta yang disebabkan oleh kita sendiri, namun ironisnya kita tidak mampu mengubah semuanya karena kita amat terbatas.
Dari sinilah kita kembali mengingat pentingnya mengingat arti dari �kearifan budaya�. Sebagai sebuah bangsa yang mewarisi berbagai kebijaksanaan yang memberikan kesempatan untuk ramah dan bergaul dengan alam, jelas kita sudah lama mengabaikan hal ini. Kita lebih mementingkan keuntungan dari hancurnya hutan, pengerukan tanah dan hasil laut secara berlebihan, bahkan dari pembiaran terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi di atas tanah kita sendiri, laut kita sendiri dan kepemilikan kita sendiri. Akibatnya, kita sendirilah yang harus menanggung semuanya ini.
Berbagai hamparan penderitaan yang terjadi kini jelas-jelas menyebabkan kita tidak mampu berkelit bahwa yang kita butuhkan sekarang ini adalah sebuah kearifan budaya baru. Kita harus menanggalkan semua cara dan perilaku modern yang sangat tidak ramah lingkungan. Negara semisal Denmark dan Canada sekarang bahkan mempelopori penggunaan produk ramah lingkungan dan memberikan pemaksaan hukum kepada warga negaranya yang tidak melakukan hal itu.
Dibutuhkan lebih dari sekedar bicara. Harus ada komitmen yang diterjemahkan ke dalam bentuk praktis, semisal hukum. Kalau tidak, kita akan terus menerus menyesal dan menderita, lalu menyesal dan menderita lagi karena kita tidak melakukan perombakan terhadap perilaku kita sendiri. Alam juga bisa marah

Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:Perubahan_terbaru&feed=atom

http://hariansib.cim/?feed=rss2&p=25777


Manajement Proyek dan Resiko

Pendahuluan

Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman).

Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, ‘tools and techniques’ pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi.

Menurut definisi diatas,risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal,tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

Risiko dapat muncul pada pelayanan,kinerja,dan reputasi dari institusi yang bersangkutan.Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor kejadian alam,operasional,manusia,politik,teknogi,keuangan,hukum dan manajemen dari organisasi.

Munculnya Resiko itu terjadi dari faktor yang merugikan dan dapat berasal dari risiko lainnya, serta disebabkan oleh berbagai faktor. Resiko diyakini tidak dapat dihindari tetapi Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko inilah yang diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah.

· Pengurangan manajemen risiko:

Menghindari risiko:

- Bagaimana mengurangi tumover staf

- Menentukan standar dokumentasi dan mekanismenya

- Melakukan kajian terhadap semua pekerjaan sehingga lebih dari 1 orang yang terbiasa dengan pekerjaan tersebut

- Menentukan backup staf dll.

Contoh Manajemen Proyek dan Resiko

Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi.

Contoh manajemen resiko diantaranya adalah :

1. Manajement Resiko Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Mybiz 2 di Software House ABC

Software House ABC merupakan sebuah perusahaan pembuatan perangkat lunak yang memprioritaskan dirinya dalam pengembangan perangkat lunak produksi masal untuk keperluan perusahaan dagang, khususnya dalam hal inventory dan payroll. Salah satu proyek perangkat lunak yang sedang dikembangkan saat ini adalah MyBiz 2. Dalam proses pengembangannya, seringkali Software House ABC harus menghadapi resiko atau masalah yang sifatnya tidak terduga. Resiko yang muncul akan menghambat jalannya proses pengembangan perangkat lunak. Metode yang digunakan untuk mengatasinya selama ini bersifat reaktif atau hanya akan direncanakan jika resiko sudah benar-benar terjadi. Karenanya Software House ABC membutuhkan sebuah metode manajemen resiko khususnya untuk proyek MyBiz 2 ini. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak yang ada dan dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap perencanaan manajemen resiko, tahap identifikasi resiko, tahap analisa resiko, tahap perencanaan respon resiko, dan tahap pengawasan dan kontrol resiko. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan manajemen resiko sesuai dengan metodologi yang ada pada proyek MyBiz 2. Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah dokumentasi penerapan manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak MyBiz 2 di Software House ABC.

2.dentifikasi Dan Mitigasi Resiko Berkaitan dengan Total Productive Maintenance (TPM) dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Resiko

PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai perusahaan multinasional dengan kapasitas produksi yang tinggi pertahunnya, menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia baik dalam hal produksi, maintenance, maupun kualitas. Akan tetapi nampaknya penerapan itu belum dapat memaksimalkan efektivitas peralatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko yang berkaitan dengan penerapan TPM dengan efektivitas peralatan sebagai titik utamanya. Penyebab nilai efektivitas peralatan ini akan dilihat melalui indikator kinerja (KPI) pada pilar-pilar yang diterapkan untuk mendukung penerapan TPM. Selain itu cause effect diagram juga digunakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi resiko dan segala penyebabnya. Setelah semua resiko teridentifikasi, akan dilakukan analisis, evaluasi, serta langkah mitigasi pada resiko tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas resiko yang perlu diwaspadai oleh perusahaan beserta langkah mitigasi yang diperlukan untuk menangani resiko tersebut. Adapun mitigasi yang dihasilkan disini adalah control, menghindari, atau mentransfer resiko tersebut.

Pengurangan, Monitoring & manajemen Risiko :

Menghindari risiko

Bagaimana mengurangi turnover staf

Menentukan standart dokumentasi & mekanismenya

Melakukan kajian terhadap semua pekerjaan sehingga lebih dari 1 orang yang terbiasa dgn pekerjaan tersebut.

Menentukan backup staf, dll

Monitoring risiko

Memonitor factor-faktor yang dapat memberikan indikasi terhadap suatu risiko : hub. Interpersonal diantara tim, sikap umum tim terhadap tekanan proyek, dll

Manajemen risiko

Jika usaha pencegahan sudah diupayakan ( backup ada, informasi terdokumentasi & pengetahuan telah disebarkan ke seluruh Tim) & ternyata gagal, maka diperlukan :

Untuk anggota tim yang akan pergi untuk mentransfer pengetahuan pada anggota tim pengganti

Daftar pustaka :

http://wawanoutsider.wordpress.com/feed/

http://www.bumbleboy.co.cc/feeds/posts/default

http://www.wikipedia.com